Cerita Hidupku

ARY PRAPTONO, namaku… 
Aku adalah anak tunggal dari pasangan ibu PRAPTI dan pak TONO (PRAPTONO). 

Aku terlahir di kota Magelang 46 tahun lalu. Keluargaku tinggal di dusun Gandu Wetan Ngadirejo, sekitar 1 jam perjalanan dari kota Magelang. Di dusun Gandu kami sekeluarga tinggal di rumah mbah Kastubi, orang tua dari ayahku. 

Di usia 4 tahun, aku mulai bersekolah di TK Ngadirejo yang lokasinya cukup jauh dari rumahku. Berangkat sekolah aku diantar ayah & ibu naik motor bersamaan mereka berangkat bekerja tetapi saat pulang sekolah aku dijemput oleh seorang kusir andong langganan. Sambil menunggu orang tuaku pulang bekerja aku selalu ditemani oleh mbah Kastubi putri setiap harinya.

Di usiaku 6 th (kelas 1 SD) keluargaku mendapatkan musibah besar. Tiba-tiba Ayahku sakit & oleh dokter di diagnosa menderita gagal ginjal karena sering minum sembarang obat-obatan dan sering menahan kencing sehingga harus segera dilakukan operasi. Baru beberapa hari berada di rumah sakit dan belum juga dilakukan tindakan operasi oleh dokter, ayahku meninggal dunia. Ayahku meninggalkan aku dan ibuku untuk kembali menghadap Sang Pencipta di usianya yang masih muda, 36 tahun.

Seluruh keluargaku dari pihak ayah atau ibu sangatlah terkejut & tak menyangka sama sekali akan kejadian itu, kami hanya bisa pasrah dan menerima takdir itu. Makam ayahku tidaklah jauh dari rumah mbah Kastubi, jaraknya hanya sekitar 300 m dan terlihat jelas dari teras rumah, hal ini membuat ibuku selalu bersedih jika berada di rumah karena mudah memandang makamnya dan mungkin memang berat untuk melupakan ayah di saat usia perkawinan mereka masih muda.

Agar bisa melupakan kepergian Ayahku maka ibuku memutuskan untuk pindah ke kota Magelang kembali ke rumah orang tuanya tuk sejenak menenangkan diri. Di Magelang kami tinggal di rumah keluarga besar ibuku, yaitu Mbah Harjo Paku. Mbah Harjo Paku adalah sosok yang sangat di kagumi masyarakat di sekitarnya karena mempunyai 15 anak dari buah perkawinannya.

Bayangkan saja !!! Ibuku no 4 dari 15 bersaudara, betapa besar sekali keluarga ibuku. Dan dengan berkumpul bersama keluarga besarnya, ibuku dapat terhibur dan sejenak melupakan kesedihannya.

Aku melanjutkan sekolah mulai kelas 2 di SD Rejowinangun Selatan 2 yang lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal kakekku dan bisa aku tempuh dengan berjalan kaki.

Seiring waktu, kehidupanku bersama ibuku mulai berjalan seperti biasanya walau sudah tidak ada Ayahku. Setelah lulus SD aku melanjutkan sekolah di SMP Tarakanita atas pilihan ibuku yang menginginkan aku menjadi anak yang lebih disiplin. Bertumbuh tanpa seorang ayah sejak kecil dan selalu dimanja ibuku, mungkin itu yang membuatku menjadi anak bandel…

Di saat aku kelas 3 SMP ibuku mulai sakit-sakitan, berulang kali melakukan pemeriksaan ke beberapa dokter. Penyakitnya pun tidak diketahui, dokter hanya bilang kecapekan dan perlu ekstra istirahat. Aku yakin, ibuku mulai sakit karena tak pernah berhenti memikirkan ayahku yang telah tiada atau mungkin karena terlalu capek bekerja, karena harus laju magelang – ngadirejo setiap hari untuk bekerja.

Ibuku adalah sosok wanita yang amat setia dan tulus hatinya. Dimana sepeninggal ayahku, ibuku tidak mau menikah lagi. Hanya sosok ayahku saja yang selalu tertanam di hatinya walaupun sudah meninggalkannya sekian lama, hampir 9 tahun lamanya menjanda. 

Ibuku adalah Wanita Terhebat…

Setelah sekian lama ibuku laju magelang – ngadirejo untuk mengajar, beliau boleh pindah mengajar di SD Kemirirejo 1 Magelang, tetapi sudah dalam kondisi sakit-sakitan. Fisiknya semakin hari semakin lemah karena sakit yang di deritanya tak kunjung sembuh.

Setelah lulus SMP aku melanjutkan sekolah di SMA Negeri 3. Di saat inilah, saat awal menginjak kelas 1 SMA, karena sakit yang terlalu lama ia derita akhirnya Ibuku pergi menghadap Sang Pencipta untuk bertemu dengan Ayahku, meninggalkan aku seorang diri. Di usiaku yang masih 15 th, aku harus hidup seorang diri tanpa Ayah & Ibu, bahkan aku tidak memiliki saudara kandung satupun.

Bagaimana sekolahku, bagaimana aku menjalani hidup ini seorang diri…?

Aku percaya bahwa Rencana Tuhan itu indah, kita tidak ada yang tau di balik semua ini. Walaupun sedih bagiku tapi kedua orang tuaku sudah bahagia dan selalu mengawasiku dari sana, aku harus berusaha untuk selalu Bahagia. Mereka sudah bersatu dan berkumpul kembali, aku yakin mereka selalu melihatku dan membimbingku dari Surga sana. Perlu kekuatan batin dan mental untuk menghadapi kehidupan ini seorang diri, tidak ada yang peduli untuk mengaturku, mengajariku, memarahiku, aku bebas hidup sesuka aku. Tetapi, disinilah ternyata kemandirianku mulai terbentuk dengan sendirinya. Apapun itu, aku harus berusaha bisa menghadapinya seorang diri.

Aku Pasti Bisa…

Apa jadinya Aku kelak, semua tergantung diriku sendiri dalam menjalankan kehidupan ini.

Aku yakin, “Kelak aku bisa menjadi orang Hebat & Sukses”.

Bermodal hidup dari dana pensiun yatim piatu dan menumpang hidup di tempat paklik/bulik & pakdhe/budhe dari Keluarga Mbah Kastubi ataupun Mbah Harjo Paku, akupun bisa terus hidup dengan baik dan bahkan bisa menyelesaikan semua pendidikanku. Setelah ayah ibuku tiada, sepulang sekolah saat SMA aku harus membantu paklik di bengkel miliknya dan kadang membantu bulik di pasar untuk menjaga warungnya agar bisa tinggal bersama mereka dan mendapatkan penghidupan yang layak setiap harinya. Dana Pensiun yang aku dapatkan setiap bulan tidaklah besar, uang itu selalu aku kumpulkan & tabung yang rencananya untuk biaya kuliahku agar tidak membebani paklik & bulikku nantinya. Dana pensiun dari pemerintah hanya aku terima hingga usiaku 21 tahun saja.

Dan akhirnya setelah melewati segala badai akupun bisa lulus kuliah dan aku mendapatkan pekerjaan yang layak untuk terus bertahan di dalam kehidupan ini walaupun seorang diri…

Semua ada Hikmahnya…

Puji Syukur aku bisa memulai sebuah “Kehidupan Baru yang sungguh Istimewa…

Setelah lulus dari Kehutanan UGM, pada tahun 2000 aku merantau ke Ibukota untuk bekerja, diawali sebagai penjaga kebun duku di daerah Cibubur lalu diangkat sebagai Mandor Perkebunan di daerah Wanayasa Purwakarta. 3 tahun lamanya bergelut dengan perkebunan yang jauh dari perkotaan, rasa bosan mulai muncul dan ingin ada perubahan yang lebih baik lagi.

Tahun 2003, aku kembali ke Ibu Kota dan bersekolah lagi di fakultas Hukum Universitas Borobudur (tak sampai lulus) sambil bekerja sebagai seorang sales di sebuah pabrik pengecoran besi (Foundry Manufacture) yang berada di Kawasan Industri Pulogadung – Jakarta.

Di perusahaan pengecoran ini karierku mulai bertumbuh seiring waktu, mengawali dari seorang sales hingga jabatan terakhir sebagai Ast. Marketing Manager selama 10 tahun bekerja. Pada tahun 2013 aku resign dari perusahaan tersebut untuk mencari pekerjaan baru dengan tujuan mendapatkan pengalaman & penghasilan yang lebih baik lagi.

Pengalaman lebih dari 10 tahun menjadi Sales Marketing adalah modal utama, dan setelah aku resign aku mendapatkan pekerjaan baru di sebuah perusahaan Machinery yang lokasinya di Jababeka Cikarang. Kembali mengawali karier sebagai Productivity Engineering dan aku di percaya untuk membuat sebuah perusahaan baru di daerah Delta Silikon Cikarang, merencanakan master plan dari lahan kosong hingga menjadi sebuah perusahaan yang siap beroperasi. 2,5 tahun sudah mengerjakan proyek pembangunan perusahaan ini hingga perusahaan mulai beroperasi dan berproduksi lalu aku diangkat menjadi pimpinan perusahaan tersebut menjabat sebagai Plan Manager.

Akhir tahun 2015 disaat karier di perusahaan mulai meningkat dan mulai di percaya untuk mengelola perusahaan tersebut, justru aku menyatakan resign dari perusahaan tersebut untuk menjalankan sebuah usaha yang sudah mulai aku rintis satu tahun sebelumnya.

Tepatnya pada awal tahun 2014, sambil bekerja di sela-sela waktu kosong, aku mulai mencoba merintis usaha di bidang Asuransi Jiwa bergabung bersama PT AJ Central Asia Raya – Salim Group sebagai seorang Agen Asuransi Jiwa khusus menjalankan program ‘3iNetworks. Bermodal keyakinan dan impian besar, akhirnya sedikit demi sedikit apa yang aku lakukan tersebut membuahkan hasil yang luar biasa dan dapat merubah hidupku menjadi lebih baik.

Mengapa saya begitu serius dalam menawarkan program 3iNetworks kepada anda?

Semua itu belajar dari “Pengalaman Hidupku Sendiri“, kedua orang tuaku meninggal saat aku masih kecil dan mereka tidak meninggalkan warisan apapun untukku, aku tidak mau hal yang sama terjadi pada keluarga baruku. Maka aku berjaga-jaga dan memulai menyiapkan dana cadangan untuk kehidupan keluargaku, baik untuk sekolah anak-anakku dan masa tuaku sendiri.

Kita semua tidak tahu usia kita berakhir sampai kapan dan kekuatan fisik kita sampai dimana, itulah yang membuat aku bertekad bergabung bersama 3iNetworks dan mulai serius menjalankan bisnis ini, dengan tujuan agar keluargaku tercinta akan selalu hidup Bahagia saat ini dan mempunyai dana cadangan untuk masa depan / masa tuaku.

Kita adalah sama, kita harus berjaga-jaga demi keluarga tercinta…

Tuhan Maha Adil dan Maha Sempurna, Dia tidak akan meninggalkan umatnya dalam kenistaan dan kehancuran, aku merasa di topang-Nya sehingga aku masih bisa hidup bahagia sampai hari ini bersama keluarga baruku.

Inilah sepenggal cerita hidupku. Terimakasih sudah mau membaca Kisah Hidupku, semoga bisa bermanfaat bagi anda semua. 

Catatan Selanjutnya